
Generasi sandwich sering kali berada dalam posisi yang sulit. Di satu sisi, mereka harus mendukung kebutuhan orang tua yang sudah pensiun, sementara di sisi lain, mereka juga perlu membangun masa depan finansial untuk keluarga sendiri. Salah satu tantangan terbesar adalah membeli rumah pertama, sebuah keputusan besar yang membutuhkan strategi keuangan matang.
Bagaimana cara generasi sandwich bisa tetap memenuhi tanggung jawab keluarga sekaligus menyiapkan dana untuk membeli rumah? Berikut adalah 7 Strategi Finansial untuk Generasi Sandwich Beli Rumah Pertama yang dapat diterapkan agar impian memiliki rumah pertama bisa terwujud tanpa mengorbankan stabilitas keuangan keluarga.
7 Strategi Finansial untuk Generasi Sandwich Beli Rumah Pertama
1. Menentukan Prioritas Keuangan dengan Bijak
Ketika penghasilan harus dibagi untuk berbagai kebutuhan, menentukan prioritas menjadi langkah awal yang krusial. Generasi sandwich harus mampu membedakan antara kebutuhan yang benar-benar mendesak, keinginan yang bisa ditunda, serta tanggung jawab finansial yang tidak bisa diabaikan.
Salah satu cara efektif adalah dengan menggunakan metode 50/30/20, di mana 50% pendapatan digunakan untuk kebutuhan pokok, 30% untuk keinginan, dan 20% untuk tabungan serta investasi. Dengan membatasi pengeluaran yang tidak esensial, dana untuk membeli rumah bisa lebih cepat terkumpul.
2. Membangun Dana Darurat Sebelum Mengambil Kredit Rumah
Sebelum mengambil kredit rumah, memiliki dana darurat adalah keharusan. Dana ini berfungsi sebagai perlindungan keuangan jika terjadi kondisi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.
Idealnya, dana darurat setidaknya mencakup 3–6 bulan pengeluaran rutin. Jika memiliki tanggungan keluarga, targetkan hingga 12 bulan agar lebih aman. Menabung dana darurat bisa dilakukan secara bertahap dengan menyisihkan 5–10% pendapatan setiap bulan.
3. Mengelola Utang dengan Cerdas Sebelum KPR
Mengambil KPR tanpa menyelesaikan utang lain bisa memperburuk kondisi finansial. Beban cicilan yang menumpuk dapat menghambat cash flow dan meningkatkan risiko gagal bayar.
Strategi yang bisa dilakukan adalah menggunakan metode snowball atau avalanche. Metode snowball memprioritaskan pelunasan utang dengan nominal kecil terlebih dahulu, sementara avalanche lebih fokus melunasi utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Dengan demikian, beban keuangan lebih terkendali sebelum mengambil kredit rumah.
Baca juga Tekanan Air Lemah? Berikut 8 Tips Agar Air Tandon Lebih Deras
4. Memanfaatkan Program Subsidi dan Insentif Pemerintah
Pemerintah menyediakan berbagai program bantuan kepemilikan rumah bagi masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah, yang bisa dimanfaatkan oleh generasi sandwich.
Beberapa di antaranya adalah KPR Subsidi FLPP, BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan), serta insentif pajak untuk pembelian properti pertama. Memastikan diri memenuhi syarat dan mengajukan aplikasi ke lembaga terkait bisa menjadi solusi untuk mendapatkan rumah dengan cicilan lebih ringan.
5. Menyiapkan Uang Muka dengan Strategi yang Efektif
Uang muka atau down payment (DP) sering kali menjadi hambatan utama dalam membeli rumah pertama. Semakin besar DP yang dibayarkan, semakin ringan cicilan yang harus ditanggung di masa depan.
Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah metode auto-debit savings, di mana sebagian dari gaji secara otomatis ditransfer ke rekening khusus tabungan rumah. Alternatif lainnya adalah dengan menginvestasikan dana dalam instrumen yang stabil seperti deposito atau reksa dana pasar uang untuk mempercepat akumulasi DP.
6. Mencari Sumber Penghasilan Tambahan untuk Meningkatkan Daya Beli
Mengandalkan satu sumber penghasilan bisa memperlambat proses pembelian rumah. Oleh karena itu, mencari penghasilan tambahan menjadi solusi yang patut dipertimbangkan.
Beberapa opsi yang bisa dilakukan adalah freelancing, investasi kecil-kecilan, atau bisnis sampingan yang tidak memerlukan modal besar. Dengan tambahan pemasukan, generasi sandwich bisa lebih fleksibel dalam mengalokasikan dana untuk membeli rumah tanpa mengorbankan kebutuhan keluarga.
7. Memilih Properti yang Sesuai dengan Kemampuan Finansial
Sering kali, keinginan memiliki rumah yang ideal membuat seseorang mengambil keputusan keuangan yang berisiko. Padahal, rumah pertama tidak harus mewah, yang penting adalah sesuai dengan kemampuan finansial.
Pertimbangan utama dalam memilih rumah pertama meliputi lokasi strategis, harga terjangkau, akses transportasi, serta potensi kenaikan nilai properti di masa depan. Jika perlu, pertimbangkan opsi rumah bekas atau rumah subsidi yang lebih ramah di kantong.
Kesimpulan
Bagi generasi sandwich, membeli rumah pertama adalah tantangan besar yang membutuhkan perencanaan keuangan yang matang. Dengan menerapkan strategi seperti menentukan prioritas keuangan, membangun dana darurat, mengelola utang, dan memanfaatkan program subsidi, impian memiliki rumah bisa menjadi kenyataan tanpa mengorbankan tanggung jawab terhadap keluarga.
Kunci utamanya adalah disiplin finansial dan pengelolaan uang yang cerdas. Dengan langkah-langkah yang tepat, generasi sandwich bisa mewujudkan rumah impian mereka tanpa harus mengorbankan kestabilan keuangan jangka panjang.
Jangan lupa follow Instagram kami di @punyarumahdibali agar tidak ketinggalan info menarik lainnya.
Comments are closed